Welcome in my Blog^^
im nurse study in Poltekkes Kemenkes Malang prodi DIII Keperawatan Lawang
Translate
Senin, 02 November 2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN CUCI TANGAN
SATUAN ACARA
PENYULUHAN
CUCI TANGAN

OLEH :
DIMAS BAGUS
TIKNO
VINA
AGUSTINA
RIZKY EKA
SAVITRI
RIZKA ALFIA
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN
KEPERAWATAN
DIII
KEPERAWATAN LAWANG
2014-2015
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN CUCI TANGAN
Malang April
2015
Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi
Siti Maimunah, Amd. Kep Hurun
Ain, S.Kep, Ns, M.Kep
NIP
1963305011997032003 NIP
Mengetahui
Kepala Ruang HCU
RSUD dr. Saiful Anwar
Rusminaningsih, SST
NIP
19611091987032005
Judul : Penyuluhan Individu Cuci Tangan yang baik dan benar
Hari/tanggal : 13-26 Mei 2015
Tempat : Ruang HCU RSUD dr. Saiful Anwar Malang
Lama : 15
menit
Penyaji :
Mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Malang Prodi DIII Keperawatan Lawang
Audiens : Keluarga klien di ruang HCU
A. Tujuan
Instruksional Umum
Setelah diberikan
penyuluhan selama 15 menit klien dan keluarga diharapkan dapat
mengerti dan dapat
mempraktekkan cara mencuci
tangan yang baik dan benar
B. Tujuan
Instruksional Khusus
1. Menjelaskan
tentang pengertian mencuci tangan
2. Menjelaskan
tentang tujuan mencuci tangan
3. Menjelaskan
tentang bagaimana langkah mencuci tangan yang baik dan benar
4. Menjelaskan
tentang 5 Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun
C. Sasaran
Adapun sasaran
dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada klien dan keluarga klien di
Ruang HCU RSUD dr.
Saiful Anwar Malang
D. Materi
(terlampir)
1. Pengertian
mencuci tangan
2. Tujuan mencuci
tangan
3. Bagaimana langkah mencuci tangan yang
baik dan benar
4. 5 Waktu penting cuci tangan pakai sabun atau handrub
E. Alat Bantu :
Poster
cuci tangan di ruang HCU
F. Metode
1. Ceramah dan
tanya jawab.
2. praktek cuci tangan menggunakan
hand rub
G. Kegiatan
Penyuluhan
No
|
WAKTU
|
KEGIATAN
PENYULUHAN
|
1.
|
2 menit
|
Pembukaan :
1. Mengucapkan
salam.
2. Menjelaskan
nama dan akademi
3. Menyebutkan materi yang diberikan.
4. Menanyakan
kesiapan peserta
|
2.
|
10 menit Pelaksanaan
|
1. Penyampaian
materi
a. Menjelaskan
tentang pengertian mencuci tangan
b. Menjelaskan
tentang tujuan mencuci tangan
c. Menjelaskan dan mempraktekkan tentang bagaimana cara mencuci tangan
yang baik dan benar
d. Menjelaskan
tentang 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun
|
3.
|
3 menit
|
Evaluasi:
1. Klien dan
keluarga mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat
2. Klien dan
keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
|
H. Kreteria Evaluasi
1. Klien dan
keluarga mampu menjelaskan pengertian mencuci tangan yang baik dan benar
2. Klien dan
keluarga mampu menjelaskan tujuan mencuci tangan
3. Klien dan keluarga mengerti dan memperagakan bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan
benar
4. Klien dan
keluarga mengetahui 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun.
Lampiran
Materi Cara Mencuci Tangan Yang Baik Dan Benar
A. Apa pengertian
mencuci tangan ?
Menurut DEPKES
2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
B. Bagaimana
Langkah mencuci tangan yang benar ?
Langkah 1
Berikut ini adalah
langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO 2005 yakni 6 langkah yang di kembangkan menjadi 10 langkah. Bisa
dilihat pada gambar untuk lebih jelasnya.
1. Basuh tangan
dengan air mengalir
2. Ratakan sabun
dengan kedua telapak tangan
3. Gosok punggung
tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu pula
sebaliknya.
4. Gosok kedua
telapak dan sela – sela jari tangan
5. Jari – jari
sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
6. Gosok ibu jari
kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
7. Gosokkan dengan
memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
8. Bilas kedua tangan dengan air.
9. Keringkan dengan lap tangan atau tissue
Langkah 2
Jangan lupa
menutup kran dengan tangan di alasi tissue atau lap tangan.Nah sekarang tangan
anda sudah bersih dan aman.
C. 5 Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun atau Handrub
1. Sebelum makan
2. Sesudah buang
air besar
3. Sebelum
memegang bayi
4. Sesudah
menceboki anak
5. Sebelum
menyiapkan makanan
DAFTAR PUSTAKA
A.Potter, Patricia, Pery.
2002. Keterampilan dan Prosedur Dasar. Mosby
: Elsevier Science
Aanfien.wordpress.com.
Satuan Acara Penyuluhan Cuci Tangan. diakses April 2015
Semuana.blogspot.com.
cara mencuci tangan yang benar. Diakses April 2015
DAFTAR PESERTA PENYULUHAN
NO
|
NAMA
|
ASAL
|
TTD
|
|
|
|
|
Asuhan Keperawatan dengan diagnosa Ca Mammae
Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan diagnosa medis Ca Mammae
di Ruang 24B RSUD dr. Saiul Anwar Malang

Oleh
:
Rizka
Alfia
NIM
: 1301200037
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN
KEPERAWATAN
PRODI
DIII KEPERAWATAN LAWANG
Lembar
persetujuan pengambilan kasus
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada Ny.
S dengan diagnosa medis Ca Mammae di Ruang 24B RSUD dr. Saiful Anwar Malang
Malang, September 2015
Mahasiswa
Rizka
Alfia
NIM
: 1301200037
Pembimbing Klinik Pembimbing
Institusi
Farida Supariwati, Amd,Kep Nurul
Hidayah,S.Kep.Ns,M.Kep
NIP : 198206152008012015 NIP :
197306151997032001
Mengetahui
Kepala
Ruang 24B
RSUD
dr. Saiful Anwar Malang
Maman
S, S.Kep.Ns
KONSEP
TEORI
1.
Definisi
Ca mammae merupakan
tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam
kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara
(Wijaya, 2005).
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang
berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara,
tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore,
2011)
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel,
akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada
jaringan payudara (Karsono, 2006).
2.
Etiologi
Sebab-sebab
keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson,
1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca
mammae, yaitu:
•
Mekanisme hormonal
Steroid
endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae
(Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
· Virus
Invasi virus
yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel
yang sedang mengalami proliferasi.
· Genetik
- Ca
mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian
tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai
peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).
- mutasi
gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga
kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor
tumor p 53 (Murray, 2002).
· Defisiensi
imun
Defesiensi
imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor .
Etiologi
kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada
pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi
melebihi 170 cm
b. Masa
reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor
Genetik
d. Ca
Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan
payudara ( benigna )
Kelainan
fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan,
berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor
endokrin dan reproduksi
Graviditas
matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang
dari 12 tahun
i. Obat
anti konseptiva oral
Penggunaan
pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih
besar untuk terkena kanker.
3.
Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang
berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna
yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel
kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu
fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi
perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah
menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang
terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase
induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab
terjadinya kanker, tapi factor lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam
terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu
bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal
ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut,
tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau
ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. fase in
situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi
suatu lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut,
paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di
payudara.
3. fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan
menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah
serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung
antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
4. fase
diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan
penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.
4. Manifestasi Klinis Ca Mammae
Gejala
umum Ca mamae adalah :
· Teraba
adanya massa atau benjolan pada payudara
· Payudara
tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan
· Ada
perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
· Ada
perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
· Ada
cairan yang keluar dari puting susu
· Ada
perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan
terjadi retraksi
· Ada
rasa sakit
· Penyebaran
ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat
· Ada
pembengkakan didaerah lengan
· Adanya
rasa nyeri atau sakit pada payudara.
· Semakin
lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
· Mulai
timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta
puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
· Kulit
payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
· Benjolan
menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
· Metastase
(menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
5.
Pathway Ca Mammae

6.
Pentahapan pada Ca Mammae
Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker
payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker
sangat penting karena hal ini dapat membantu tim perawatan kesehatan
merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada, memberikan prognosis, dan
beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan dalam petahapan
penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen dada, pemindaian
tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk
kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor,
jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.
Tumor primer
(T) :
- Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
- T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
- Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
- T1 :Tumor <>
a. T1a
: Tumor <>
b. T1b
:Tumor 0,5 – 1 cm
c. T1c
:Tumor 1 – 2 cm
- T2 :Tumor 2 – 5 cm
- T3 : Tumor diatas 5 cm
- T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit :
a. T4a
: Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama
lain atau melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 :
Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Metastas
jauh (M) :
- Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
- M0 : Tidak ada metastase jauh
- M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
7.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
2. Tes
diagnosis lain
a. Non invasif
1). Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak
sebagai pemeriksaan tambahan yang penting. Mamografi dapat mendeteksi massa
yang terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan
dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat
digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis
dan memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
2). Radiologi (foto roentgen thorak)
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk
membedakan antara massa yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu
dapat menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan
patudar yang tebal/padat.
4). Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan
kontras/radiopaque melaui intra vena, bahan ini akan diabsorbsi oleh massa
kanker dari massa tumor. Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
5). Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae
terutama untuk mengetahui metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif
mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang digunakan.
b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari
massa payudara untuk pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4
tipe biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi
pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat
dibedakan antara kistik atau padat, kista akan mengempis jika semua cairan
dibuang. Jika hasil mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan
massa srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika
massa menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka
ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan
menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy mammografi dan computer untuk
memndu jarum pada massa/lesi tersebut. Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli
bedah ataupun pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang
berlebihan dan biaya tidak mahal.
c). Insisi
biopsy
Sebagian
massa dibuang
d). Eksisi
biopsy
Seluruh
massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan
selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara frozen section.
8.
Penatalaksanaan Medis
Penanganan secara medis dari
pasien dengan kanker mamae ada dua macam yaitu kuratif (dengan pembedahan) dan
paliatif (non pembedahan)
Tabel Penanganan Cancer Mammae
Penanganan
|
Keterangan
|
Pembedahan (kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi
tumor local dan penyinaran)
Mastektomi total dengan
diseksi aksila rendah
Mastektomi radikal yang
dimodifikasi
Mastektomi radikal
Mastektomi radikal yang
diperluas
|
Mulai dari lumpektomi (pengangkatan
jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan atau pengambilan contoh
jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi dosis
tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad)
Seluruh payudara, semua
kelenjar limfe di lateral otot pektoralis minor
Seluruh payudara, semua atau
sebagian jaringan aksila
Seluruh payudara, otot
pektoralis mayor dan minor di bawahnya, seluruh isi aksila
Sama seperti masektomi
radikal ditambah kelenjar limfe mamaria interna
|
Non Pembedahan (paliatif)
Penyinaran
Kemoterapi
Terapi hormaon dan endokrin
|
Pada payudara dan kelenjar
limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut, pada metastase
tulang, metastase kelenjar limfe, aksila, kekambuhan tumor local atau
regional setelah mastektomi
Adjuvan sistemik setelah
mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut
Kanker yang telah menyebar,
memakai estrogen, androgen, progesterone, anti estrogen, ooforektomi,
adrenalektomi, hipofisektomi
|
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya
klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya
riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan
tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya,
seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya
keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami
ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya,
seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a.
Kepala :
normal,
kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di
bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b.
Rambut :
biasanya
tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c.
Mata :
biasanya
tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak
ada nyeri tekan.
d. Telinga :
normalnya
bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada
gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung :
bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
f.
Mulut :
mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g.
Leher :
biasanya terjadi pembesaran KGB.
h.
Dada :
adanya
kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda
radang.
i.
Hepar :
biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas:
biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya
klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah
sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan
diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi
penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung
MSG.
c. Eliminasi
Biasanya
terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat
defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia
dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena
terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya
klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi
pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya
klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara
merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan
membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita
normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya
pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan perannya
dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka
nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya
klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan
pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.
5. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan
BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
6. sinar X dada
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2. Gangguan
rasa nyaman nyeri
3. Kerusakan
integritas kulit
4. Gangguan
body image
5. Kurang
pengetahuan
6. Cemas
7. Infeksi
8. Gangguan
pola nafas
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa
Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kriteria
Hasil :
v
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
v
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
v
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v
Tidak ada tanda tanda malnutrisi
v Tidak terjadi penurunan berat badan yang
berarti
Intervensi :
§ Kaji
adanya alergi makanan
§
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Fe
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
vitamin C
§
Berikan substansi gula
§ Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
§
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
§
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
§ Kaji
kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
2. Diagnosa
Keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri
Kriteria
Hasil :
v
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
v
Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi :
§
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§ Kaji
kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol
nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§
Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
§
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§
Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan pasien tentang manajemen
nyeri
3. Diagnosa
Keperawatan : Kerusakan integritas kulit
Kriteria
Hasil :
v
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi)
v
Tidak ada luka/lesi pada kulit
v
Perfusi jaringan baik
v
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
sedera berulang
v
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Intervensi :
§ Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
§ Hindari kerutan padaa tempat tidur
§ Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
§ Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
sekali
§ Monitor kulit akan adanya kemerahan
§ Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
§ Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
§ Monitor status nutrisi pasien
4. Diagnosa
Keperawatan : Kurang pengetahuan
Kriteria
Hasil :
v Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
v Pasien dan keluarga mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan secara benar
v Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
Intervensi :
- Kaji
tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit
-Jelaskan
tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya
-Sediakan
informasi tentang kondisi klien
-Berikan
informasi tentang perkembangan klien
-Diskusikan
perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit
-Jelaskan
alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi
-Gambarkan
komplikasi yang mungkin terjadi
-Anjurkan
klien untuk mencegah efek samping dari penyakit
-Gali
sumber-sumber atau dukungan yang ada
-Anjurkan
klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan
5. Diagnosa
Keperawatan : Gangguan body image
Kriteria Hasil :
1)
Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
2)
Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
· Diskusikan dengan klien atau orang
terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan
masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
· Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi
dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
· Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima
keadaan dirinya.
· Anjurkan keluarga klien untuk selalu
mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih
ada orang yang memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan
Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana
Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M.
Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St.
Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing
Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku
Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi:
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong.
1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G.
Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC
: Jakarta.
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing
Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011, NANDA.Singapura:Markono
print Media Pte Ltd
FORMAT PENGKAJIAN DATA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
BIODATA
Nama : Ny. S
Je nis
Kelamin : Perempuan
Umur : 55 Tahun
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Pendidikan
Terakhir : SD
Alamat : Kalipare
No. Register
: 106646xxx
Tanggal MRS : 1 September 2015
Tanggal
Pengkajian : 7 September 2015
KESEHATAN
KLIEN RIWAYAT
1. Keluhan
utama/ alasan masuk rumah sakit : terdapat benjolan pada payudara dan nyeri
tekan –
2. Riwayat
penyakit sekarang : klien MRS tanggal 7 september 2015 untuk melanjutkan
kemoterapi. Awalnya klien mengeluh timbul benjolan yang terasa keras dan tidak
nyeri.
3. Riwayat
kesehatan yang lalu : klien pernah menjalani kemoterapi 6x
4. Riwayat
kesehatan keluarga : tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti klien
POLA
AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. POLA
TIDUR/ISTIRAHAT
1. Waktu tidur : jam 10.00 – 12.00
2. Waktu bangun : jam 12.00
3. Masalah tidur : tidak ada
4. Hal-hal yang mempermudah tidur :
-
5. Hal-hal yang mempermudah klien
terbangun : -
B. POLA
ELIMINASI
1. BAB : 1x/hari
2. BAK : klien terpasang kateter
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak ada
4. Upaya/cara mengatasi masalah
tersebut : -
C. POLA
MAKAN DAN MINUM
1. Jumlah
dan jenis makanan : jumlah 1 mangkok, jenis bubur
2. Waktu
pemberian makan : pagi, siang, malam
3. Jumlah
dan jenis cairan : jumlah 300 cc, air putih
4. Waktu
pemberian cairan : pagi, sore, malam
5. Pantangan
: tidak ada
6. Masalah
makan dan minum : tidak ada
a. kesulitan mengunyah : tidak
b. kesulitan menelan : tidak
c. mual dan muntah : tidak
d. tidak dapat makan sendiri : iya,
perlu bantuan orang lain
7.Upaya
mengatasi masalah : dengan bantuan keluarga
D.
KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE
1.
pemeliharaan badan : klien tidak mandi hanya diseka
2.
pemeliharaan gigi dan mulut : terlihat kotor
3.
pemeliharaan kuku : kuku bersih
E. POLA
KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN : tidak dikaji
DATA
PSIKOSOSIAL
A. pola
komunikasi : Apatis, penurunan kesadaran
B. orang
yang paling dekat dengan klien : anak
C. rekreasi : -
Hobby : -
Penggunaan waktu senggang : -
D. dampak
dirawat dirumah sakit : klien tidak bisa menjalankan perannya sebagai IRT
E. hubungan
dengan orang lain/ interaksi sosial
F. keluarga
yang dihubungi bila diperlukan : anak
DATA
SPIRITUAL
A. ketaatan
beribadah : Saat sehat beribadah, saat di RS tidak beribadah
B. keyakinan
terhadap sehat/sakit : klien menyakini sakit merupakan cobaan dari Tuhan
C. keyakinan
terhadap penyembuhan : klien menyakini dapat sembuh
PEMERIKSAAN
FISIK
A. Kesan
Umum/Keadaan Umum : Sakit sedang / apatis
Tanda-tanda
vital
Suhu tubuh :
36,7º C Nadi: 76
x/ menit
Tekanan
darah : 120/80 mmHg Respirasi :
20 x / menit
Tinggi badan
: cm Berat badan : kg
B.
Pemeriksaan Kepala dan Leher :
1. Kepala
dan Rambut
a. bentuk kepala :simetris
ubun-Mataubun : tidak dikaji
kulit kepala : bersih
b. rambut :
hitam
penyebaran dan keadaan rambut :
dalam batas normal
bau : tidak enak
warna : hitam
c. wajah :
tidak ada oedema
warna kulit : dalam batas normal
struktur wajah : simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : simetris
b. Kelopak mata (Palpebra) : baik
c. Konjungtiva dan sclera : konjungtiva
anemis
d. Pupil : hitam
e. Kornea dan iris : normal
f. Ketajaman penglihatan / visus :*) : tidak
diperiksa
g. Tekanan bola mata :*) : tidak diperiksa
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasl :
simetris
b. Lubang hidung : mukosa sekret –
c. Cuping hidung : tidak ada pernafasan
cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : dalam batas normal
Ukuran telinga : dalam batas normal
Ketegangan telinga : normal
b. Lubang telinga : bersih, simetris
c. Ketajaman pendengaran : klien masih dapat
mendengar dengan baik
5. Mulut dan
faring
a. Keadaan bibir : putih pucat
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada caries
gigi
c. Keadaan lidah : putih
6. Leher
a. posisi trakhea : normal
b. tiroid : tidak ada pembesaran
c. suara : sedang
d. kelenjar lymphe : tidak ada pembesaran
e. vena jugularis : tidak ada pembesaran
f. denyut nadi carotis : teraba
C.
Pemeriksaan Integumen (kulit)
a. kebersihan : bersih
b. kehangatan : hangat
c. warna : coklat
d. turgor : < 2 detik
e. tekstur : halus
f. kelembapan : lembab
g. kelainan pada kulit : tidak ada
D.
Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. ukuran dan bentuk payudara : tidak
simetris, lebih besar payudara sebelah kanan
b. warna payudara dan aerola : dalam batas
normal
c. kelainan-kelainan payudara dan puting :
terdapat massa pada payudara sebelah kanan dan nyeri tekan –
d. axilla dan clavicula : tidak terkaji
E.
Pemeriksaan thorak/dada
1. inspeksi
thorak
a. bentuk thorak : normal
b. pernafasan
frekuensi : 20 x / menit
irama : tidak ada ronkhi
c. tanda – tanda kesulitan bernafas : tidak
ada
2.
Pemeriksaan paru
a. palpasi getaran suara (vokal fremitus) :
normal
b. perkusi : resonan
c. auskultasi
suara nafas : vesikuler
suara ucapan : sedang
suaran tambahan : tidak ada ronkhi dan
wheezing
3.
Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi
Pulpasi : teraba
Ictus Cordis : tidak ada
b. Perkusi
Batas-batas jantung : dalam batas normal
c. Auskultasi
Bunyi Jantung I : S1 tunggal
Bunyi Jantung II :S2 tunggal
Bising/murmur : tidak ada
Frekuensi Denyut Jantung : 94 x / menit
F.
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
bentuk abdomen : simetris
benjolan/massa : tidak ada
b. Auskultasi
peristaltik usus: ± 10 x / menit
bunyi jantung anak.BJA : tidak ada
c. Palpasi
tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
benjolan/massa : tidak ada
tanda-tanda ascites : tidak ada
hepar : tidak ada
lien : tidak ada
titik Mc.Burne : tidak ada
d. Pekusi
suara abdomen : hypertimpani +
pemeriksaan ascites : tidak ada tanda
ascites
G.
Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. rambut pubis : tidak dikaji
b. meatus urethra : tidak dikaji
c. kelainan-kelainan pada genetalia
eksterna dan daerah inguinal : tidak dikaji
2. Anus dan Perineum
a. lubang anus : tidak dikaji
b. kelainan-kelainan pada anus : tidak dikaji
c. perineum : +
H.
Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstrimis)
a. kesimetrisan otot : 444 444
444 444
b. pemeriksaan oedema : tidak ada oedema
c. kekuatan otot : 1 3
3
3
d. kelainan-kelainan pada ekstrimitas dan kuku
: tidak ada
I.
Pemeriksaan Neorologi
1. tanda kesadaran (secara kwantitatif/GCS) :
345
2. tanda-tanda rangsangan otak (meningeal
sign) :
3. tingkat kesadaran (secara kwantitatif/GCS)
: 345
4. fungsi motorik : kurang baik
5. fungsi sensorik : kurang baik
6. refleks :
Refleks fisiologis : tidak dikaji
Refleks patologis : tidak dikaji
J.
Pemeriksaan Status Mental
a. kondisi emosi/perasaan : staabil
b. orientasi : kurang baik
c. proses pikir (ingatan, atensi, keputusan,
perhitungan) : kurang baik
d. motifikasi (kemampuan) : kurang baik
e. persepsi : kurang baik
f. bahasa : kurang baik
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
A. Diagnosa
medis : Ca Mammae
B.
Pemeriksaan diagnostik/penunjang medis
1. laboratorium : DL :8,4/16570/148000
Tampak kompresi
vertebrata T10-T11, bentuk wedge shaped, dengan vertebrata height loss terutama
2. Rontgen : -
3. ECG : -
4. USG: USG abdomen
5. lain – lain : -
PENATALAKSANAAN
DAN TERAPI
Ondansetron
3 x 8 mg
Carboplatin
450 mg
Brexel
(docetaxel) 80 mg
Per oral : B6/B12 : 3 x 1 tab
Asam
folat : 1 x 3 tab
Laxadine : 3 x C1
UDCA : 3 x 250 mg
Dexamethason
1 amp (IV)
Dipenhidramin
1 amp (IV)
Ranitidine
50 mg
Furosemide
20 mg
Frutolike
500 cc
Malang,
7 September 2015
Perawat
Rizka
Alfia
NIM
: 1301200037
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx
DATA PENUNJANG
|
MASALAH
|
ETIOLOGI
|
Ds : px
mengatakan nafsu makan berkurang
Do : porsi
makan tidak dihabiskan, sisa separuh
|
Nutrisi
kurang dari kebutuhan
|
![]() ![]()
Suplai
nutrisi/jaringan lain
![]() ![]()
Nutrisi
kurang dari kebutuhan
|
Ds : -
Do : Hb :
8,4
GCS : 345
|
Gangguan
perfusi jaringan perifer
|
![]() ![]() ![]()
Gangguan
perfusi jaringan perifer
|
Ds : px
mengatakan sesak nafas
Do :
terpasang O2 nasal 3 lpm
RR : 24 x
/ menit
|
Gangguan
pola nafas
|
![]() ![]() ![]()
Gangguan
pola nafas
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx
NO.
|
TGL
|
RUMUSAN DIAGNOSA KEP.
|
TERATASI TGL
|
TT
|
1.
|
7 sept
2015
|
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
|
|
|
2.
|
8 sept
2015
|
Gangguan perfusi
jaringan perifer
|
|
|
3.
|
9 sept
2015
|
Gangguan pola
nafas
|
|
|
PRIORITAS MASALAH
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx
NO.
|
TGL
|
DAFTAR MASALAH
|
TT
|
1.
|
7 sept
2015
|
1.
ketidakefektifan jaringan perifer
2.
ketidakefektifan jaringan cerebral
3.
gangguan komunikasi verbal
4.
ketidakefektifan bersihan jalan nafas
5. defisit
perawatan diri : mandi
6. nutrisi
kurang dari kebutuhan
7. nyeri
akut
8.
mobilisasi fisik
|
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx
NO.
|
DIAGNOSA KEP.
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
TT
|
1.
|
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan :
1. adanya
peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2. berat
badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3. mampu
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
|
1. Kaji
adanya alergi makanan
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
3. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
4. Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
5. Monitor
jumlah nutrisi dan kandungan kalori
|
1. untuk
mengetahui adanya alergi atau tidak
2. untuk
mengetahui gizi
3. untuk
meningkatkan Fe
4. agar
mengetahui kebutuhan pasien
5. untuk
mengetahui nutrisi
|
|
2.
|
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan diharapkan :
1. klien
menyatakan nyeri berkurang / hilang
2. nyeri
tekan tidak ada
3.
ekspresi wajah tenang
4. luka
sembuh dengan baik
|
1. ajarkan
tekhnik distraksi relaksasi
2. berikan
analgesik sesuai dengan indikasi
3. kaji
skala nyeri
4. dorong
penggunaan keterampilan manajemen nyeri
|
1. untuk
mengurangi nyeri
2. untuk
meredakan nyeri
3. untuk
mengetahui skala nyeri
4. untuk
menangani ketika nyeri muncul
|
|
IMPLEMENTASI
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx
TANGGAL/JAM
|
TINDAKAN KEPERAWATAN
|
TT
|
7 sept
2015
15.00
16.00
19.00
|
Observasi TTV
110/70, RR : 22 , Nadi : 100, suhu : 36,7
Injeksi ondansetron
IV 3 x 8 mg
Memberikan
obat per oral B6/B12 3 x 1 tab, UDCA 3 X 250 mg, Laxadine 3 x Ci
|
|
8 sept
2015
09.00
12.00
13.00
|
Observasi TTV
120/80, RR : 20 , Nadi : 92, suhu : 37,6
Injeksi ondansetron
IV 3 x 8 mg
Mengkaji komunikasi
verbal
|
|
9 sept
2015
11.00
12.00
13.00
|
Observasi
TTV
Injeksi
ondansetron IV 3 x 8mg
Mengkaji skala
nyeri
|
|
10 sept
2015
15.00
16.00
18.00
|
Observasi
TTV 120/80, RR : 22, Nadi : 80, suhu : 36,5
Injeksi ondansetron
IV 3 x 8 mg
Mengkaji GCS
|
|
EVALUASI
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx
TANGGAL / JAM
|
CATATAN PERKEMBANGAN
|
TT
|
7
September 2015
|
S : pasien
mengatakan nafsu makan menurun, susah minum
O : porsi
makan hanya setengah
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
|
|
8
September 2015
|
S : pasien
mengatakan nyeri pinggang, skala nyeri 2
O : nyeri
hilang timbul
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
|
|
9
September 2015
|
S : pasien
mengatakan nyeri perut, konstipasi
O :
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
|
|
10
September 2015
|
S : pasien
mengatakan susah makan, porsi makan menurun
O : porsi
makan tidak dihabiskan
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)